ZonaSeru.id - Sebagai salah satu hasil budaya asli Indonesia, batik merupakan jenis kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari salah satu warisan dunia yang telah dikenal sejak lama. Batik merupakan seni menggambar atau melukis di atas kain mori dengan motif tertentu dengan mengunakan malam dan canting. Awalnya corak dan warna yang digunakan untuk membuat batik sangat terbatas, dan terdapat beberapa corak yang hanya boleh digunakan oleh kalangan tertentu.
Namun seiring perkembangan jaman pengrajin batik mulai menyerap berbagai pengaruh perkembangan mode sesuai keinginan pemakainya. Warna-warna cerah seperti merah dan biru serta motif bunga-bunga dan benda-benda lain sesuai tren dipengaruhi oleh budaya lain yang tidak mempunyai makna sakral tertentu. Sedangkan batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan industri batik di Indonesia, masyarakat tiap daerah di Indonesia seakan berlomba untuk mengembangkan batik dengan ciri khas dan karakter daerahnya masing-masing sebagai simbol eksistensi budaya dan potensi daerahnya. Seperti masyarakat di Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan Jawa Timur tidak ketinggalan untuk ikut mengembangkan batik dengan ciri khas motif gunung Pananjakan dengan pemandangannya, daun sirih, bunga krisan dan motif bunga sedap malam yang banyak tumbuh di Kabupaten Pasuruan. Guna mendorong tumbuh kembangnya pengrajin-pengrajin batik serta pasar batik yang potensial, saat ini pemerintah Kabupaten Pasuruan mewajibkan PNS mempunyai dan mengenakan batik bermotif khas Kabupaten Pasuruan pada hari tertentu.
Para pengrajin batik di Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan telah menjalankan usahanya sejak tahun 2013. Batik dibuat dengan cara yang masih tradisional, yaitu dengan menulis langsung ke kain mori/katun menggunakan peralatan canting. Waktu pengerjaan 1 lembar kain batik relatif lama, yaitu sekitar 5 hari. Lamanya waktu pengerjaan batik dan tingkat kesulitan pembuatannya, membuat harga jualnya menjadi mahal, yaitu antara Rp. 350.000,- sampai dengan Rp. 1.000.000,- per lembar (2 meter). Karena harga jual yang tinggi mengakibatkan batik tersebut kurang dapat bersaing di pasaran.
Para pengrajin batik di Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan menghadapi beberapa kendala lain dalam pengembangan usahanya, antara lain
- Desain motif dan pewarnaan masih menggunakan cara tradisional, sehingga hasilnya tidak konsisten, terkadang bagus terkadang kurang memuaskan.
- Proses produksi memakan waktu yang lama karena alat yang digunakan masih konvensional sehingga produktivitasnya masih rendah dengan biaya produksi yang tinggi.
- Masalah-masalah yang berkaitan dengan aspek bisnis seperti manajemen usaha dan pemasaran yang masih dilakukan dengan sistem konvensional, sehingga kurang dapat meningkatkan daya saing di pasar yang lebih luas.
Diperlukan usaha untuk mencari jalan keluar agar produk batik hasil produksi para pengrajin batik dapat dijangkau oleh banyak kalangan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan alat cap motif batik dan alat celup untuk pewarnaan dalam proses produksi batik. Pemanfaatan alat produksi tersebut dapat mempercepat proses produksi batik. Estimasi produksi dalam 1 hari dapat dihasilkan sekitar 20 lembar, sehingga perbandingannya dengan cara tradisional adalah 1:100. Harga jual batik hasil produksi dengan menggunakan alat cap dapat ditekan hingga di kisaran Rp. 200.000,- sampai dengan Rp. 300.000,-. Hal ini tentunya mendorong lebih banyak lagi kalangan masyarakat yang dapat menjangkaunya.